Artinya:
[100:1] Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
[100:2] dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
[100:3] dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
[100:4] maka ia menerbangkan debu,
[100:5] dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
[100:6] sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih
kepada Tuhannya,
[100:7] dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
[100:8] dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
[100:9] Maka apakah dia tidak mengetahui apabila
dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
[100:10] dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
A. Kandungan surat al adiyat
(فَالْمُورِيَاتِ قَدْحاً) “Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya).” Yakni, hentakan sepatu kuda ke bebatuan sehingga mengeluarkan percikan api.
(فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحاً) “Dan kuda yang
menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi.” Yakni penyerbuan pada waktu
pagi, sebagaimana Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah
melakukan penyerangan pada pagi hari. Jika beliau mendengar adzan, beliau tidak
melakukan penyerangan dan jika tidak mendengar adzan, maka beliau akan
melakukan penyerangan.
Firman Allah
Ta’ala: (فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعاً) “Maka
ia menerbangkan debu.” Yaitu, debu di tempat berpacunya kuda.
(فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعاً) “Dan menyerbu
ke tengah-tengah kumpulan musuh.” Maksudnya, kuda-kuda itu berkumpul
mengambil posisi di tengah-tengah medan.
Firman-Nya lebih
lanjut: (إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ) “Sesungguhnya
manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabb-nya.” Dan
inilah yang menjadi obyek sumpah. Dengan pengertian bahwa manusia itu kufur dan
ingkar akan nikmat-nikmat Allah.
Dan firman Allah
Ta’ala: (وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ) “Dan
sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya.” Qatadah dan
Sufyan ats-Tsauri mengatakan, “Sesungguhnya Allah benar-benar menjadi saksi
atas semuanya itu. Mungkin juga dhamir itu kembali kepada manusia (insaan).
Demikian yang dikemukakan oleh Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, sehingga
perkiraan maknanya sebagai berikut: “Dan sesungguhnya dengan keingkarannya
itu manusia akan menjadi saksi, yakni dengan lisan halnya.” Artinya, hal
tersebut tampak melalui ucapan dan perbuatannya.
Dan firman Allah
Ta’ala: (وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ) “Dan
sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” Maksudnya,
sesungguhnya kecintaannya pada harta benar-benar tinggi. Dalam hal ini terdapat
dua pendapat:
1. Artinya,
dia benar-benar cinta kepada harta.
2. Sesungguhnya
dia benar-benar tamak dan kikir karena cintanya pada harta.
Kedua pengertian
tersebut benar.
Selanjutnya, dengan
memotivasi untuk tidak tergoda oleh dunia dan menganjurkan untuk lebih menyukai
akhirat serta memperingatkan akan keadaan yang ada setelah keadaan ini dan
berbagai hal menyeramkan yang akan di hadapi manusia, maka Allah Tabaaraka wa
Ta’ala berfirman:
(أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ) “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur?” Yakni, orang-orang yang sudah meninggi dunia dikeluarkan dari dalam kubur.
(أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ) “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur?” Yakni, orang-orang yang sudah meninggi dunia dikeluarkan dari dalam kubur.
(وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ) “Dan
dilahirkan apa-apa yang ada di dalam dada.” Ibnu ‘Abbas dan juga yang
lainnya mengatakan “Yakni memperlihatkan dan menampakkan apa yang mereka
sembunyikan di dalam diri mereka.”
(إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ) “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan
mereka.” Maksudnya, Dia Maha Mengetahui semua yang mereka perbuat dan
kerjakan serta akan memberikan balasan atasnya dengan balasan yang lebih banyak
dan tidak akan pernah menzhalimi mereka sekecil apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar