Materi Seni
Budaya
Karya
seni rupa terapan disebut juga karya seni rupa aplikatif, yaitu karya seni rupa
yang telah diterapkan atau diaplikasikan pada bentuk-bentuk fungsional. Meliputi
apa saja bentuk-bentuk fungsional itu? Segala bentuk yang dibuat dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut bentuk fungsional. Wujudnya
dapat berupa perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, perleng kapan makan,
perlengkapan pertunjukan, atau perlengkapan ibadah.
BAB I Mengenal Seni Terapan.
Indonesia
terdiri atas berbagai suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki budaya dan
adat istiadat yang beraneka ragam. Keanekaragaman budaya tersebut salah satunya
dapat dilihat pada karya seni rupa yang dihasilkan. Mengapa tiap daerah
memiliki jenis dan ciri-ciri karya seni rupa yang berbeda satu dengan yang
lain? Ada lima faktor yang menyebabkannya, yaitu:
1. letak
geografi s tiap daerah;
2. sifat dan
tata kehidupan yang tidak sama;
3. sistem
kepercayaan dan adat-istiadat yang tidak sama;
4. potensi alam
yang berbeda di tiap daerah, serta
5. adanya kontak
dengan daerah lain.
Bagaimana
jenis dan ciri-ciri karya seni rupa tiap-tiap daerah tersebut? Mari, kita bahas
satu per satu.
1. Karya Seni Keramik
Karya
keramik dalam bentuk seni terapan banyak kita lihat dalam kehidupan
sehari-hari. Bentuk karya seni keramik terap an di antaranya berupa
perlengkapan makan dan minum, guci, peralatan memasak, serta hiasan bangunan
2. Karya Seni Ukir
Seni
ukir terapan yang dapat kita lihat misalnya pada mebel, hiasan bangunan,
bingkai lukisan, dan bingkai cermin. Daerah-daerah yang terkenal de ngan karya
seni ukirnya yaitu Toraja, Bali, dan Jepara. Tiap daerah tersebut memiliki ciri
atau keistimewaan sendiri-sendiri. Keistimewaan itu ter dapat dalam motif hias,
bahan, maupun teknik pembuatannya. Hampir semua motif hias pada ukiran toraja
berupa motif hias geometris yang tidak dapat kita temukan pada karya ukiran
dari daerah lain. Lain halnya dengan ukiran bali. Ukiran bali kebanyakan
bersifat naturalis. Ukiran bali kebanyakan berupa ukiran daun yang cembung dan
gemuk, bentuk-bentuk mitologi kepala raksasa, gajah, dan naga
3. Karya Seni Tekstil
Seni
tekstil dalam bentuk seni terapan di antaranya berupa kain batik, sarung tenun,
dan aneka sulaman. Karya seni teks til tersebut diaplikasikan pada benda-benda
pakai, misalnya pakaian, taplak meja, sarung bantal, dan tas.
Di
Indonesia batik dibuat di berbagai daerah, terutama di Pulau Jawa. Jawa Tengah merupakan
pusat kegiatan pembatik an. Dua kota di wilayah ini yang paling produktif menghasilkan
batik adalah Surakarta dan Pekalongan. Batik surakarta dan batik pekalongan
memiliki keunikan tersendiri. Banyak ragam hias batik surakarta yang mengan
dung simbol. Sebagai contoh ragam hias sawat atau lar me nyimbolkan
mahkota atau penguasa, ragam hias meru menyimbolkan gunung atau tanah,
dan ragam hias naga melambangkan banyu atau air. Warnawarna batik
surakarta monoton, dan didominasi oleh warna-warna gelap, misalnya hitam,
cokelat, dan merah marun. Sebaliknya, batik pekalongan lebih variatif dalam
warna dan ragam hiasnya pun naturalistik.
4. Karya Seni Topeng
Selain
berfungsi sebagai properti tari, topeng juga sering difungsikan sebagai hiasan
dinding. Daerah yang terkenal akan kerajinan topeng yaitu Surakarta, Bali, dan Jawa
Barat. Topeng bali didominasi oleh bentuk raksasa jahat dengan lidah panjang
yang menjulur keluar. Topeng surakarta bercirikan rias wayang orang gaya
Surakarta, yaitu ksatria yang digambarkan dengan wajah putih, mata sipit, dan
bibir demes atau rapi. Topeng jawa barat mendekati penggambaran wayang
golek sunda dengan ciri umum humoris atau jenaka.
5. Karya Seni Kerajinan Perak
Kotagede
di Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan seni kerajinan
perak. Adapun jenisjenis kerajin an yang dihasilkan antara lain: aneka
perhiasan, penahan tirai, penahan kawat nyamuk, dan miniatur becak.
C. Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan
Mengapresiasi
suatu karya seni berarti menilai atau menghargai karya seni tersebut. Ada banyak
hal yang dapat dijadikan dasar penilaian, di antaranya: komposisi, warna,
fungsi, dan
nilai keindahan
karya seni tersebut. Dalam subbab ini kamu akan mempelajari cara mengapresiasi
karya seni berdasarkan fungsi dan keindahannya.
1. Kesesuaian Fungsi
Fungsi
karya seni dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi aplikasi.
Karya seni dikatakan berfungsi estetis jika karya seni tersebut sengaja dibuat
untuk dinikmati keindahannya saja, misalnya lukisan-lukisan Affandi dan patung
-patung tanah liat karya F. Widayanto. Sebaliknya, suatu karya seni dikatakan
berfungsi aplikasi jika karya seni tersebut sengaja dibuat untuk digunakan atau
difungsikan sebagai alat, wadah, pakaian, perhiasan,
atau hiasan
bangunan. Dalam kenyataannya suatu karya seni dapat mengalami penyimpangan
fungsi. Ini berarti suatu karya seni tidak difungsikan sebagaimana tujuan
penciptaannya.
Jambangan bunga
tidak saja digunakan untuk menaruh bunga, tetapi juga dipajang sebagai hiasan
dalam lemari berkaca bening. Demikian juga tempayan-tempayan dari gerabah tidak
hanya berfungsi sebagai tempat air, tetapi menjadi benda hiasan (elemen
estetis) pada sebuah
taman.
2. Keindahan
Pada
awalnya benda-benda pakai memiliki bentuk yang sangat sederhana. Sebagai
contoh, tempat minum dari tanah liat hanya berupa kendi dengan bentuk-bentuk yang
kurang variatif. Namun, sekarang bentuk-bentuk benda pakai meng alami
perkembangan yang cukup pesat.
Banyak
tempat minum diciptakan dari berbagai jenis bahan dan bentuk. Perkembangan dalam
bentuk dan bahan juga dialami oleh benda pakai lain, misalnya mebel. Bentuk
kursi dan
meja tidak hanya
dibuat berdasarkan fungsi dasarnya, yaitu kursi sebagai tempat duduk dan meja
sebagai tempat menaruh barang. Lebih dari itu, kursi dan meja dibuat dengan lebih
me nekankan nilai artistik atau keindahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar