Mapel kelas 4 MI

Kamis, 07 Desember 2017

Seni Budaya BAB I

Materi Seni Budaya
BAB I Mengenal Seni Terapan.

Karya seni rupa terapan disebut juga karya seni rupa aplikatif, yaitu karya seni rupa yang telah diterapkan atau diaplikasikan pada bentuk-bentuk fungsional. Meliputi apa saja bentuk-bentuk fungsional itu? Segala bentuk yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut bentuk fungsional. Wujudnya dapat berupa perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, perleng kapan makan, perlengkapan pertunjukan, atau perlengkapan ibadah.
Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam. Keanekaragaman budaya tersebut salah satunya dapat dilihat pada karya seni rupa yang dihasilkan. Mengapa tiap daerah memiliki jenis dan ciri-ciri karya seni rupa yang berbeda satu dengan yang lain? Ada lima faktor yang menyebabkannya, yaitu:
1. letak geografi s tiap daerah;
2. sifat dan tata kehidupan yang tidak sama;
3. sistem kepercayaan dan adat-istiadat yang tidak sama;
4. potensi alam yang berbeda di tiap daerah, serta
5. adanya kontak dengan daerah lain.
Bagaimana jenis dan ciri-ciri karya seni rupa tiap-tiap daerah tersebut? Mari, kita bahas satu per satu.
1. Karya Seni Keramik
Karya keramik dalam bentuk seni terapan banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk karya seni keramik terap an di antaranya berupa perlengkapan makan dan minum, guci, peralatan memasak, serta hiasan bangunan
2. Karya Seni Ukir
Seni ukir terapan yang dapat kita lihat misalnya pada mebel, hiasan bangunan, bingkai lukisan, dan bingkai cermin. Daerah-daerah yang terkenal de ngan karya seni ukirnya yaitu Toraja, Bali, dan Jepara. Tiap daerah tersebut memiliki ciri atau keistimewaan sendiri-sendiri. Keistimewaan itu ter dapat dalam motif hias, bahan, maupun teknik pembuatannya. Hampir semua motif hias pada ukiran toraja berupa motif hias geometris yang tidak dapat kita temukan pada karya ukiran dari daerah lain. Lain halnya dengan ukiran bali. Ukiran bali kebanyakan bersifat naturalis. Ukiran bali kebanyakan berupa ukiran daun yang cembung dan gemuk, bentuk-bentuk mitologi kepala raksasa, gajah, dan naga
3. Karya Seni Tekstil
Seni tekstil dalam bentuk seni terapan di antaranya berupa kain batik, sarung tenun, dan aneka sulaman. Karya seni teks til tersebut diaplikasikan pada benda-benda pakai, misalnya pakaian, taplak meja, sarung bantal, dan tas.
Di Indonesia batik dibuat di berbagai daerah, terutama di Pulau Jawa. Jawa Tengah merupakan pusat kegiatan pembatik an. Dua kota di wilayah ini yang paling produktif menghasilkan batik adalah Surakarta dan Pekalongan. Batik surakarta dan batik pekalongan memiliki keunikan tersendiri. Banyak ragam hias batik surakarta yang mengan dung simbol. Sebagai contoh ragam hias sawat atau lar me nyimbolkan mahkota atau penguasa, ragam hias meru menyimbolkan gunung atau tanah, dan ragam hias naga melambangkan banyu atau air. Warnawarna batik surakarta monoton, dan didominasi oleh warna-warna gelap, misalnya hitam, cokelat, dan merah marun. Sebaliknya, batik pekalongan lebih variatif dalam warna dan ragam hiasnya pun naturalistik.
4. Karya Seni Topeng
Selain berfungsi sebagai properti tari, topeng juga sering difungsikan sebagai hiasan dinding. Daerah yang terkenal akan kerajinan topeng yaitu Surakarta, Bali, dan Jawa Barat. Topeng bali didominasi oleh bentuk raksasa jahat dengan lidah panjang yang menjulur keluar. Topeng surakarta bercirikan rias wayang orang gaya Surakarta, yaitu ksatria yang digambarkan dengan wajah putih, mata sipit, dan bibir demes atau rapi. Topeng jawa barat mendekati penggambaran wayang golek sunda dengan ciri umum humoris atau jenaka.
5. Karya Seni Kerajinan Perak
Kotagede di Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan seni kerajinan perak. Adapun jenisjenis kerajin an yang dihasilkan antara lain: aneka perhiasan, penahan tirai, penahan kawat nyamuk, dan miniatur becak.

C. Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan
Mengapresiasi suatu karya seni berarti menilai atau menghargai karya seni tersebut. Ada banyak hal yang dapat dijadikan dasar penilaian, di antaranya: komposisi, warna, fungsi, dan
nilai keindahan karya seni tersebut. Dalam subbab ini kamu akan mempelajari cara mengapresiasi karya seni berdasarkan fungsi dan keindahannya.
1. Kesesuaian Fungsi
Fungsi karya seni dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi aplikasi. Karya seni dikatakan berfungsi estetis jika karya seni tersebut sengaja dibuat untuk dinikmati keindahannya saja, misalnya lukisan-lukisan Affandi dan patung -patung tanah liat karya F. Widayanto. Sebaliknya, suatu karya seni dikatakan berfungsi aplikasi jika karya seni tersebut sengaja dibuat untuk digunakan atau difungsikan sebagai alat, wadah, pakaian, perhiasan,
atau hiasan bangunan. Dalam kenyataannya suatu karya seni dapat mengalami penyimpangan fungsi. Ini berarti suatu karya seni tidak difungsikan sebagaimana tujuan penciptaannya.
Jambangan bunga tidak saja digunakan untuk menaruh bunga, tetapi juga dipajang sebagai hiasan dalam lemari berkaca bening. Demikian juga tempayan-tempayan dari gerabah tidak hanya berfungsi sebagai tempat air, tetapi menjadi benda hiasan (elemen estetis) pada sebuah
taman.

2. Keindahan
Pada awalnya benda-benda pakai memiliki bentuk yang sangat sederhana. Sebagai contoh, tempat minum dari tanah liat hanya berupa kendi dengan bentuk-bentuk yang kurang variatif. Namun, sekarang bentuk-bentuk benda pakai meng alami perkembangan yang cukup pesat.
Banyak tempat minum diciptakan dari berbagai jenis bahan dan bentuk. Perkembangan dalam bentuk dan bahan juga dialami oleh benda pakai lain, misalnya mebel. Bentuk kursi dan
meja tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi dasarnya, yaitu kursi sebagai tempat duduk dan meja sebagai tempat menaruh barang. Lebih dari itu, kursi dan meja dibuat dengan lebih me nekankan nilai artistik atau keindahannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aqidah Akhlak Bab 10

Pelajaran 10 Akhlak Terpuji Nabi Dan Rasul A. Sifat Wajib Nabi dan Rasul Setiap nabi dan rasul memiliki sifat-sifat istimewa. Ra...