Mapel kelas 4 MI

Sabtu, 16 Desember 2017

Aqidah Akhlak Bab 6 Mari Menghindari Akhlak Tercela Melalui Kisah Tsalabah

A.    Kisah Tsalabah

Bacalah kisah di bawah ini!

KISAH TSALABAH

Di zaman Rasulullah masih hidup, ada sahabat yang bernama Tsalabah. Hidup-nya sangat miskin dan kekurangan, namun Tsalabah terkenal sebagai orang yang taat mengerjakan salat berjamaah bersama Rasulullah serta sahabat lainnya.
Setelah salat berjamaah di masjid, siang itu Rasulullah menghampiri Tsalabah yang tergesa-gesa hendak pulang tanpa membaca wirid dan berdo’a terlebih dahulu.
“Tsalabah!...Mengapa engkau tergesa-gesa pulang? Tidakkah engkau berdo’a terlebih dahulu?”
Tsalabah menghentikan langkahnya dan berterus terang kepada Rasulullah.
“Wahai Rasulullah...kami hanya memiliki sepasang pakaian untuk salat dan saat ini istriku belum melaksanakan salat karena menunggu pakaian yang aku kenakan ini. Kami sangat miskin ya Rasulullah...Jika Engkau berkenan, doakanlah kami agar Allah menghilangkan semua kemiskinan kami dan memberi rejeki yang banyak.”
Rasulullah tersenyum mendengar penuturan Tsalabah, lalu beliau berkata, “Tsa-labah sahabatku..., engkau dapat mensyukuri hartamu yang sedikit, itu lebih baik daripada engkau bergelimang harta tetapi engkau menjadi manusia yang kufur.”
Nasehat Rasulullah sedikit menghibur hati Tsalabah, karena sesungguhnya yang ada dalam benaknya adalah ia sudah bosan menjalani hidup yang serba keku-rangan. Satu-satunya cara agar cepat menjadi kaya adalah memohon do’a kepada
Rasulullah, karena do’a nabi pasti didengar Allah Swt.
Keesokan harinya ia kembali menemui Rasulullah dan memohon beliau mau mendoakannya agar menjadi orang kaya.
Setelah ketiga kalinya Tsalabah memohon, akhirnya Rasulullah tidak bisa me-
nolak keinginan Tsalabah, beliau menengadahkan tangan ke langit... ”Ya Allah...
Limpahkanlah rejeki-MU kepada Tsalabah.”
Kemudian Rasulullah memberikan kambing betina yang sedang bunting kepada Tsalabah. “ Peliharalah kambing ini baik-baik...” pesan Rasulullah.
Tsalabah pulang membawa kambing pemberian Rasulullah dengan hati yang berbunga-bunga. “Dengan modal kambing serta doa Rasulullah, aku yakin aku akan menjadi orang yang kaya raya.”
          Hari berganti hari, bulan berganti bulan, Tsalabah yang dulu miskin dan lusuh telah berubah menjadi orang kaya yang terpandang. Kambingnya berjumlah ri-buan. Disetiap lembah dan bukit terdapat kambing-kambing Tsalabah. Sehingga Tsalabah lupa untuk beribadah kepada Allah, lupa untuk datang ke masjid untuk salat berjamaah. Bahkan salat jum’at selalu ditinggalkan oleh Tsalabah karena kesibukannya mengurusi hewan ternaknya.
Sampai Rasulullah bertanya-tanya, “Wahai sahabatku...sudah sekian lama Tsalabah tidak kelihatan di masjid. Tahukah kalian bagaimana keadaannya sekarang?”
“Wahai Rasulullah...Tsalabah sudah menjadi orang kaya.”
“Benarkah? Mengapa ia tidak pernah menyerahkan shodakohnya sedikitpun?”
Setelah Allah menurunkan ayat tentang kewajiban zakat, seluruh umat Islam di Madinah tak terkecuali Tsalabah berkewajiban membayar zakat. Dua utusan Ra-sulullah menemui Tsalabah membacakan ayat zakat. Kemudian setelah dihitung dari seluruh harta kekayaannya ternyata memang banyak harta Tsalabah yang ha-rus diserahkan sebagai zakat. Tak disangka, Tsalabah mukanya berubah merah, ia berang... ”Aku bisa rugi! Kalian pulang saja. Aku tidak mau menyerahkan hartaku..!”
Kedua utusan Rasulullah kembali menghadap Rasulullah dan menceritakan se-mua perbuatan Tsalabah. Beliau bersedih telah kehilangan seorang sahabat yang dulu tekun beribadah ketika miskin namun setelah kaya ia telah terpengaruh dengan harta kekayaannya. “Sungguh celaka Tsalabah! Celakalah ia!”
Kemudian Allah menurunkan ayat 75 dalam surah At Taubah. “Celakalah engkau Tsalabah! Allah telah menurunkan ayat karena perbuatanmu!” Kata salah seorang kerabat Tsalabah.
Tsalabah tertegun, ia baru sadar bahwa nafsu telah menguasai dirinya. Kini ia bergegas menghadap Rasulullah dengan membawa zakat dari seluruh hartanya. Namun Rasulullah tidak berkata apa-apa kecuali hanya sepatah kata, “Sebab ke-durhakaanmu, Allah melarangku untuk menerima Zakatmu!”
Rasulullah mengambil segenggam tanah lalu ditaburkan diatas kepala Tsalabah...
”Inilah perumpamaan amalanmu selama ini...sia-sia belaka! Aku telah perintahkan agar engkau menyerahkan zakat, tapi engkau menolak. Celakalah engkau Tsalabah!”
Tsalabah berjalan lunglai kembali kerumahnya. Hari-hari dalam hidupnya hanya dipenuhi dengan penyesalan yang tiada arti. Sampai suatu hari terdengar kabar
Rasulullah telah wafat, ia semakin bersedih karena zakatnya tidak diterima oleh Rasulullah hingga beliau wafat.
Zakatnya juga ternyata ditolak oleh Khalifah Abu Bakar, Umar Bin Khattab dan Utsman Bin Affan. Para Khalifah tidak mau menerima zakat Tsalabah karena Rasulullah juga tidak menerima zakatnya. Demikian seterusnya sampai Tsalabah meninggal dunia dan seluruh hewan pemeliharaannya juga ikut mati.

(Diceritakan kembali oleh : Army Manshurin Sumber : HR Ibnu Jarir Dalam Tafsir Ibnu Katsir)

Demikianlah kisah Tsalabah, Allah sangat murka kepada orang yang berakhlak tercela, seperti tergambar dalam Al-Qur'an Surah At-Taubah ayat 75-78:

Artinya:
“Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada Kami, pastilah Kami akan bersedekah dan pastilah Kami termasuk orang-orang yang saleh (75).
Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia
Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran (76).

Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta (77).

Mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib (78).”

B. Hikmah yang dapat kita ambil dalam kisah Tsalabah

Apa yang telah diperbuat Tsalabah setelah menjadi kaya? Apakah Tsalabah mau membayar zakat? Apakah zakatnya diterima oleh Rasulullah? Hikmah apa yang bisa kita ambil dari kisah Tsalabah? Bagaimana cara kita menghindari akhlak tercela Tsalabah?
Tsalabah adalah orang yang melupakan janjinya. Ketika diuji dengan hewan ternak yang banyak, Tsalabah lupa mengerjakan salat berjamaah di masjid bersama Rasulullah. Bahkan lupa mengerjakan Salat Jum’at karena kesibukannya mengurus hewan ternak.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 91:
Artinya:
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”
Selain melupakan janjinya, Tsalabah juga enggan membayar zakat. Tsalabah termasuk orang yang tidak mentaati Allah Swt. dan Rasulnya. Dia tidak menyadari bahwa atas kehendak Allah Swt. Tsalabah menjadi orang yang kaya dan dibalik kekayaannya itu ada kewajiban untuk membayar zakat.
Tsalabah juga termasuk orang yang tamak, sombong dan kufur nikmat. 
Setelah hewan ternaknya banyak, waktunya hanya dipergunakan untuk mengurusi hewannya dan memikirkan bagaimana supanya ternaknya terus bertambah dan bertambah.
Kita dalam kehidupan sehari-hari harus menghidari sifat-sifat tercela yang dimiliki oleh Tsalabah. Diantaranya ialah:
1.       Menjaga mulut, telinga, mata, tangan dan hati kita agar selalu mengingat kebesaran Allah Swt.
2.       Menyadari bahwa akhlak tercela akan menyiksa diri kita sendiri.
3.       Menyadari bahwa ingkar janji akan mendatangkan laknat Allah Swt.
4.       Mengambil hikmah dari kisah Tsalabah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aqidah Akhlak Bab 10

Pelajaran 10 Akhlak Terpuji Nabi Dan Rasul A. Sifat Wajib Nabi dan Rasul Setiap nabi dan rasul memiliki sifat-sifat istimewa. Ra...